Dukung Regenerasi, PG Gelar Jambore Petani Muda

24 Juli 2017 15:56 / Humas PG / 6548x dilihat

Hasil Sensus Pertanian 2013, menyatakan bahwa jumlah rumah tangga petani turun 20% dari 79,5 juta menjadi 63,6 juta (turun 15,6 juta rumah tangga). Diperparah lagi dengan kondisi bahwa 61% petani Indonesia berusia lebih dari 45 tahun.

Menurut kajian Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata pendapatan rumah tangga petani hanya Rp14 juta per tahun. Rendahnya pendapatan ini diantaranya disebabkan oleh panjangnya rantai tata niaga pertanian, belum lagi faktor rendahnya tingkat pendidikan dan faktor usia yang menyebabkan rendahnya pemanfaatan teknologi pertanian. Tingkat pendapatan yang rendah inilah yang menyebabkan sektor pertanian tak menarik bagi generasi muda.

Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya regenerasi petani dan menumbuhkan ketertarikan generasi muda pada pertanian, PT Petrokimia Gresik (PG), anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), menggelar Jambore Petani Muda di Gresik pada tanggal 24-25 Juli 2017.

Direktur Utama PG Nugroho Christijanto menyatakan bahwa perusahaan memiliki komitmen dan arah kebijakan yang berorientasi pada pertanian masa depan. Komitmen ini salah satunya diwujudkan dengan menggelar Jambore Petani Muda yang merupakan kelanjutan dari jambore nasional Pelatihan Anak Tani Remaja (PATRA) yang telah PG gelar sejak 2014.

“Setiap tahun kami selalu mengusung tema regenerasi petani. Karena isu ini sangat relevan dengan kondisi Indonesia dan hal ini perlu menjadi perhatian serius oleh seluruh pihak terkait,” ujar Nugroho.

Nugroho berpendapat bahwa hal terpenting yang harus dilakukan saat ini adalah bagaimana membuat keluarga petani menjadi lebih sejahtera. Hal ini meliputi peningkatan akses dan kepemilikan lahan, pemanfaatan sarana dan prasarana, serta kepastian pendapatan dan kebijakan harga yang baik.

Selain itu, lanjut Nugroho, diperlukan upaya untuk memperbanyak pendidikan vokasi pertanian pada perguruan tinggi untuk mendorong lebih banyak lagi tenaga kerja berpendidikan di sektor ini. Juga upaya menanamkan pengetahuan tentang pertanian kepada seluruh generasi muda. Salah satunya melalui kegiatan seperti ini.

“Oleh karena itu, sebagai perusahaan milik negara yang bergerak di bidang pertanian kami memiliki kewajiban moral untuk turut mendukung regenerasi petani dan menarik minat generasi muda untuk mau menjadi petani sukses,” ujar Nugroho.

Selain sebagai upaya regenerasi, ajang Jambore Petani Muda merupakan wadah untuk sharing knowledge diantara sesama petani muda. Jambore ini dihadiri 100 peserta dari berbagai daerah, seperti Jawa Timur (30 orang), Jawa Tengah dan DI Yogyakarta (20 orang), Jawa Barat dan Banten (10 orang), Sumatera (5 orang), Kalimantan (5 orang), Sulawesi (5 orang), Bali, NTB, dan NTT (5 orang), serta 20 alumni program Petro Muda Masuk Desa (PMMD) yang merupakan karyawan muda PG.

Dengan mengusung tema “Pengembangan Komunitas Pertanian dan Inovasi Pemasaran Produk Pertanian”, Jambore Petani Muda mencoba menyampaikan pesan kepada seluruh generasi muda di Indonesia bahwa pertanian merupakan sektor yang sangat prospektif.

Untuk mendukung hal tersebut, PG menghadirkan sejumlah narasumber sukses dan inspiratif di bidang pertanian untuk menghapus kesan negatif terhadap profesi petani.

Mereka diantaranya adalah Helianti Hilman, pendiri dan CEO PT Kampung Kearifan Indonesia dengan produk Javara Indonesia, yang saat ini membina 50 ribu petani dan 2 ribu pengolah produk pertanian. Selanjutnya ada Imam Soejono. Ia mendirikan PATRA di Bondowoso, Jawa Timur, pada tahun 2014 dan saat ini komunitasnya telah tersebar di 28 kabupaten dari 14 provinsi.

Narasumber ini, baik secara perorangan maupun kelompok, aktif membuat gerakan yang mengangkat profesi petani menjadi lebih terhormat dan menyejahterakan. Mereka aktif membentuk komunitas petani, melakukan inovasi produk dan pemasaran, serta mengadakan pendidikan dan pelatihan. Edri/isp.-