Daya Saing Sektor Pertanian

27 Februari 2014 13:54 / Humas PKG / 10606x dilihat

Oleh Eko Setijono

-

Mgr. Yankomduk PKG


World Economic Forum (WEF) Global Competitivenes Report 2013-2014 meliris data yang menempatkan daya saing Indonesia berada di peringkat 38 dunia, melompat naik 12 peringkat dari tahun sebelumnya. Lompatan ini oleh banyak pihak dianggap sebagai sesuatu yang luar biasa di tengah kompetisi global yang semakin ketat. Sementara Bank Dunia juga menyatakan bahwa Indonesia naik 8 peringkat dalam aspek daya saing ‘doing business’ (kemudahan mulai bisnis) pada tahun 2013. Indonesia sekarang berada pada peringkat 120 dari 189 negara di dunia.

Data dan fakta itu tentu menggembirakan karena bisa menjadi indikasi adanya perbaikan dalam banyak aspek di negeri ini, terutama dalam berbagai hal yang menjadi variabel peningkatan daya saing. Namun secara obyektif kita juga harus mengakui bahwa peringkat yang sudah dicapai itu masih jauh dari memuaskan. Apalagi peringkatkan itu justru menegaskan bahwa kita masih berada jauh dari beberapa negara tetangga terdekat, seperti Malaysia, Thailand, apalagi Singapura. Artinya, lompatan peringkat itu sesungguhnya hanyalah indikator adanya perbaikan, namun juga menegaskan bahwa daya saing kita masih kalah dibandingkan negara-negara lain.

Bukti dari ‘kekalahan’ itu adalah daya saing di sektor pertanian, yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional dan menjadi gantungan hidup sebagian besar rakyat. Fakta menunjukkan, hampir semua produk pertanian kita kalah bersaing di pasar global. Jangankan bisa menguasai pasar global, negara dengan penduduk lebih dari 250 juta ini justru menjadi serbuan berbagai produk pertanian asing. Negeri ini tercatat sebagai salah satu pengimpor produk pangan terbesar di dunia.

Oleh karena itu, sudah seharusnya kita semua mulai memikirkan upaya serius untuk meningkatkan daya saing produk pertanian. Upaya meningkatkan produksi memang penting tetapi memberi energi daya saing juga sangat penting. Dalam hal ini pemerintah menjadi pihak yang paling menentukan. Komitmen keberpihakan pemerintah pada sektor pertanian dan para petani menjadi faktor penentu untuk meningkatkan daya saing. Salah satunya dengan penerapkan kebijakan yang melindungi produk pertanian lokal dari serbuan produk impor. Kebijakan pemberian subsidi pada seluruh tahapan usaha tani juga menjadi alternatif terbaik untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian. Pembangunan insfrastruktur dan fasilitas yang mendukung efisiensi produksi juga akan berdampak langsung pada peningkatan daya saing.

Selain itu, upaya memberi nilai keunggulan kompetitif pada produk pertanian lokal juga bisa menjadi kunci mendorong daya saing. Keunggulan komparatif tidak lagi cukup untuk memenangkan kompetisi. Berbagai keunggulan produk pertanian lokal, diantaranya produk khas tropika bisa menjadi kunci memenangkan persaingan. Data menunjukkan, hanya adalah empat komoditi pertanian (berbasis perkebunan) yang saat ini bisa bersaing di pasar global, yaitu karet, kelapa sawit, kakao, dan kopi. Keempat produk ini bisa ‘menang’ karena memang memiliki keunggulan kompetitif. Hal itu menjadi bukti, kita masih berpeluang untuk menang dalam persaingan global dengan keunggulan kompetitif.