Mitos Salah tentang Indeks Massa Tubuh

25 Oktober 2016 08:02 / http://health.kompas.com / 5142x dilihat

KOMPAS.com - Studi demi studi menemukan bahwa kegemukan berhubungan dengan penyakit seperti diabetes, penyakit jantung dan Alzheimer. Kata kuncinya adalah "berhubungan".

Menurut Bacon, kita tidak tahu pasti apakah memang kelebihan berat badan yang "menyebabkan" masalah kesehatan itu.

"Selama ini kita sangat percaya bahwa menjadi gemuk adalah hal yang sangat buruk," kata Linda Bacon, PhD, penulis buku Health At Every Size: The Surprising Truth About Your Weight.

Masalah kesehatan bisa disebabkan oleh kombinasi banyak hal. Sebagai contoh, orang-orang yang memiliki angka Indeks Massa Tubuh (IMT) tinggi, ternyata cenderung pernah bermasalah dengan pola makan, jelas Bacon.

Penelitian telah menunjukkan bahwa diet yo-yo, atau fluktuasi berat badan, memiliki dampak negatif pada kesehatan Anda secara keseluruhan. Karena itulah, menurut Bacon, ada lima fakta IMT yang sebaiknya Anda pikirkan kembali.

Mitos: IMT rendah artinya Anda sehat

Kegemukan telah lama dikaitkan dengan hal-hal seperti tekanan darah, gula darah dan Kolesterol tinggi. Jadi, mungkin menurut Anda adalah masuk akal bahwa IMT yang rendah sama dengan terhindar dari berbagai gangguan kesehatan tersebut. Tapi, itu salah.

Dalam satu penelitian mengenai IMT 40 ribu orang dewasa, para peneliti menemukan tidak ada korelasi antara IMT dan masalah kesehatan seperti tekanan darah dan gula darah tinggi.

Banyak orang dalam kategori "gemuk" memiliki tingkat gula dan tekanan darah yang normal, dan banyak yang memiliki IMT normal justru memiliki tekanan darah , gula darah, dan Kolesterol tinggi.

Mitos: IMT tinggi meningkatkan risiko serangan jantung

Banyak studi menunjukkan hubungan antara IMT tinggi dengan risiko penyakitjantung. Namun baru-baru ini studi terhadap 4,046 pasang kembar identik menemukan bahwa IMT tinggi tidak meningkatkan risiko penyakit jantung.

Dalam penelitian selama 12 tahun, ada 203 serangan jantung dan 550 kematian di antara kembar dengan IMT yang lebih tinggi dan 209 seranganjantung dan 633 kematian di antara kembar dengan IMT lebih rendah.

Para kembar dengan IMT 30 atau lebih tinggi, tidak memiliki peningkatan risiko serangan jantung.

Mitos: Makan sehat dan berolahraga dapat selalu menurunkan IMT

Otot lebih berat dari lemak, sehingga seseorang yang rutin olahraga dan makan sehat, akan bertambah berat badannya dan itu bukan hal yang buruk.

"Orang dapat menjadi sehat dengan tubuh yang berbeda ukuran," kata Rebecca Puhl, PhD, Wakil Direktur Rudd Center for Food Policy & Obesity.

Mitos: Anda sehat jika IMT Anda antara 19-25

Selama ini yang kita tahu, ukuran IMT lebih rendah dari 18.5 disebut kurus, antara 18.5 sampai 24.9 disebut normal, 25 sampai 29.9 disebut kelebihan berat badan dan 30 ke atas disebut obesitas. Tapi, sebenarnya tidak selalu seperti itu.

The National Institutes of Health di AS mengubah pedoman IMT pada tahun 1998, yang dianggap kelebihan berat badan adalah jika IMT ada di antara 25 sampai 27.8. Dalam semalam, ada banyak orang yang tiba-tiba dianggap kelebihan berat badan.

Pada saat itu, Bacon adalah mahasiswa kandidat doktor yang memfokuskan diri pada manajemen berat badan dan kesehatan. Dia juga penasihat di Komite yang membuat rekomendasi tersebut. Jadi, dia bertanya mengapa mereka menurunkan angka rekomendasi IMT ketika semua bukti menunjukkan arah yang sebaliknya.

Komite berkata, "Linda, kami juga menyimpulkan hal yang sama tapi pejabat pemerintah mengatakan, bahwa kami perlu membuat rekomendasi yang sesuai dengan standar global."

Mungkinkah politik ikut bermain dalam keputusan ini? Bacon menemukan, bahwa satuan tugas yang membuat rekomendasi itu didanai oleh dua perusahaan farmasi yang memroduksi obat penurun berat badan.

"Perusahaan tersebut ada untuk mendapatkan keuntungan finansial termasuk dari orang-oramg sehat yang dianggap kelebihan berat badan," katanya.

Mitos: IMT adalah alat ukur kesehatan yang baik

Sekarang kita tahu bahwa IMT tidak bisa dianggap efektif untuk semua orang. Beberapa ahli, seperti Puhl dan Bacon, percaya bahwa kita tidak boleh melihat berat badan sebagai ukuran kesehatan satu-satunya.

"Ketika dokter hanya fokus pada angka timbangan, ini berarti menyederhanakan masalah kesehatan, mengabaikan potongan informasi yang lain dan bahkan mencela dan menyalahkan pasien," kata Puhl.

Kita harus bisa membedakan antara "hubungan" dan "menyebabkan." Penelitian belum membuktikan bahwa berat badan menjadi penyebab berbagai gangguan kesehatan.

"Jadi, bagaimana kita bisa tahu bahwa menurunkan berat badan, atau menurunkan IMT, adalah solusi yang efektif?" kata Bacon.NL (Lily Turangan / Bestari Kumala Dewi)

Berita Terbaru

24 Mar 2024
Petrokimia Volleyball Academy Menjadi Tim Putri Pertama yang Menjuarai Nusantara Cup
24 Maret 2024 20:50 / Komunikasi Korporat PG / 789x dilihat
22 Mar 2024